Minggu, 23 November 2008

Sabtu, 22 November 2008

Kamis, 20 November 2008

Kisah Para Pengguna Narkoba


Jatuh Bangun Seorang Wanita Pecandu "Saya Yakin, Setiap Pecandu Bisa Berhenti!"

Agak berat untuk mengingat masa lalu yang saya alami. Sedikit takut memang. Entah kenapa, ketika ingin bercerita saya harus berpikir keras. Sebagai seorang wanita, banyak yang telah saya alami dalam hidup ini, hidup yang tergolong kacau dan bandel. Khususnya tentang masalah narkoba. Dikerjain teman hingga mabuk sampai "ditiduri", kabur dari rumah, berpacaran dengan bandar narkoba, sakaw di tempat kerja, dan berbagai hal nista lainnya. Karena narkoba itulah, hidup seperti angin berputar yang tidak tentu arah.

Itulah kisah ringkas Mona (bukan nama sebenarnya, Red.). Iapun tidak begitu setuju bila semua yang terjadi padanya dikatakan sebagai buntut dari perpisahan orang tua sejak ia menginjak sekolah dasar. Bersama dengan lima orang kakak laki-lakinya, Mona memilih tinggal bersama sang ibu. Perceraian itu, diakui Mona, berakibat pada hilangnya perhatian untuknya dan saudaranya yang lain. Hingga, dua orang saudara laki-lakinya juga terjebak dalam lembah hitam narkoba.

Kehidupan bandel Mona, dimulai ketika ia menginjak bangku SMP. Akibat dari pergaulan yang terlalu bebas, ia memulai kebiasaan merokok. Sejalan dengan itu, Mona akhirnya mulai mengenal dan mencoba ganja. "Minuman juga pernah coba, tapi gak terlalu sering," tuturnya.

Perkenalan dengan ganja terjadi tanpa disengaja. Saat itu, kakak laki-lakinya sering membawa teman untuk menginap. Di rumahnya yang terbilang besar dan sepi, sang kakaknya sering menggelar pesta mabuk bersama teman-temannya. Akibat sering melihat kejadian itu, Mona jadi sangat mengenal seluk beluk orang mabuk. Buruknya, iapun jadi semakin ingin mencoba.

Pada suatu waktu ia bermain di kamar kakaknya. Di bawah kasur, ia menemukan daun ganja baik yang sudah dilinting ataupun yang masih dibungkus koran atau plastik. Jumlahnya lumayan banyak. Mona pun jadi berkesimpulan bahwa kakaknya dan teman-teman yang sering dibawanya tidak saja seorang "pemakai", tapi juga seorang bandar.

Sekedar iseng, karena terbiasa merokok, Mona jadi sering mengambil ganja yang telah dilinting untuk dihisap. "Awalnya saya mau tahu, bagaimana sih rasanya. Katanya kalau ngisep ganja, matanya merah. Karena itu, sehabis menghisap, saya sering bercermin. Dan ternyata biasa aja. Cuma memang agak sedikit pusing," ungkapnya mengenang.

Dijebak dan Diperkosa

Menginjak SMA, kehidupan bandel yang dilakoni Mona makin menjadi. Pergaulannya makin bebas. Di akhir pekan, ia sering tidak pulang untuk berkumpul dengan teman-temannya. "Saya mulai bandel untuk gak pulang. Cobain nongkrong-nongkrong, hingga masuk ke diskotik," tutur anak bungsu ini. Usia Mona masih 15 tahun saat menginjak kelas satu SMA, namun ia telah mengenal alkohol dan obat-obatan. Tidak sulit bagi Mona untuk mendapatkan 2 jenis barang haram itu untuk dikonsumsi bersama teman-temannya.

Suatu waktu, Mona bertemu dengan teman yang dahulu sering nongkrong bersama. Sebut saja nama temannya itu T. Mona menyebut T itu sebagai "abang-abangan", yaitu sebutan anak nongkrong untuk memanggil teman yang lebih tua. Oleh T, ia dikenalkan dengan seseorang yang dikatakan sebagai pemilik sebuah diskotik di daerah Jakarta Pusat. Bersama T, Mona sering berkunjung ke diskotik yang dimiliki oleh teman T tersebut. "Ketika main ke diskotik itu, sayapun sering ditraktir makan dan minum. Terkadang dikasih ongkos buat pulang," jelasnya.

Suatu hari, ketika sedang berkunjung ke diskotik teman T tersebut, Mona mabuk berat. Ketika ingin pulang, ia pun dicegah oleh T. Saat itu Mona ditawari agar tidak usah pulang dan dijanjikan untuk disewakan sebuah kamar hotel. "Biasanya, sehabis ke diskotik itu saya langsung pulang ke rumah. Namun, kalau tidak pulang saya juga langsung ke tempat teman dan nongkrong lagi di sana sampai pagi," ucap Mona.

Ketika ditawarkan kamar hotel tersebut, iapun sempat berpikir macam-macam. Namun, karena ia percaya kepada T, pikiran itu tidak digubrisnya.

Tips Tidak Terjerumus Narkoba


Peredaran Narkoba ibarat jamur di musim hujan. Tidak hanya ditempat-tempat hiburan, saat ini sudah tersebar di lingkungan perumahan, bahkan ke sekolah-sekolah. Lalu, bagaimana cara menghindari agar keluarga kita tidak terjerumus ke lembah maksiat itu. Berikut beberapa tips untuk menghindarinya.

Peredaran Narkoba ibarat jamur di musim hujan. Tidak hanya ditempat-tempat hiburan, saat ini sudah tersebar di lingkungan perumahan, bahkan ke sekolah-sekolah. Lalu, bagaimana cara menghindari agar keluarga kita tidak terjerumus ke lembah maksiat itu. Berikut beberapa tips untuk menghindarinya, antara lain :

Selain itu, agar tidak terjerumus Narkoba, diperlukan pendekatan kognitif dari orang tua, sekolah, dan guru. Pendekatan kognitif merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi persepsi negatif tentang diri sendiri dengan cara mengubah kesalahan berpikir dan keyakinan diri yang keliru.

Selanjutnya, mengajarkan cara pengendalian tingkah laku yang tidak dikehendaki. Dengan memberikan tindakan preventif, anak dapat dibimbing berpikir positif. Namun, jika anak sudah terlanjur terlibat Narkoba, maka sebaiknya orang tua tidak "meninggalkan" mereka dalam upaya penyembuhan sendiri, tetapi harus terlibat sepenuhnya agar pecandu mendapat dukungan moril.

Pecandu yang telah keluar dari rehabilitasi sangat dianjurkan untuk mengikuti program lanjutan agar dampak ingatan dari Narkoba tidak menimbulkan masalah lanjutan.

Tanda-Tanda Anak Menggunakan Narkoba

  1. Lakukan pendekatan dengan cara :
    1. Utarakan kecurigaan secara terbuka pada saat anak dan orangtua dalam keadaan tenang.
    2. Jangan menuduh, tetapi diskusikan dengan anak mengapa ia sampai menggunakan narkoba.
    3. Gali kehidupan emosi dan sosialnya. Perasaan-perasaan apa yang dialami anak serta kehidupan sosial seperti apa yang dihadapi anak yang menyebabkan anak memutuskan untuk mencoba dan menyalahgunakan narkoba.
    4. Diskusikan cara mempertahankan diri dan menghindari diri dari penggunaan kembali di masa yang akan datang.
    5. Jelaskan tentang cara mendapatkan kembali kepercayaan keluarga.
    6. Bila menemui kesulitan untuk berbicara dengan anak, mintalah bantuan ahli, yaitu dokter keluarga, psikolog, psikiater, konselor narkoba.

  2. Bagaimana harus bersikap ?
    1. Jangan menyalahkan diri sendiri.
    2. Singkirkan perasaan malu, marah, rasa salah berlebihan, menilai diri gagal sebagai orangtua.
    3. Singkirkan keinginan menyalahkan pihak lain.
    4. Segera cari bantuan professional.
    5. Jangan putus asa.
    6. Tetap membantu anak dan tunjukkan kasih saying walaupun ia telah melakukan kesalahan.
    7. Bersikaplah optimis bahwa masalah ini dapat diatasi dengan kerjasama yang baik antara anak dan orangtua.

  3. Tindakan yang harus dilakukan
    1. Segera bawa anak untuk mendapatkan pertolongan dari dokter/rumah sakit yang melayani ketergantungan obat/pusat rehabillitasi ketergantungan obat.
    2. Segera mencari informasi mengenai berbagai macam bentuk perawatan dan rehablitasi ketergantungan obat.
    3. Konsultasikan dengan ahli (dokter, psikiater, psikolog, pekerja sosial, konselor narkoba) mengenai program yang paling tepat dan paling sesuai dengan kebutuhan anak.

  4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan Treatment bagi penyalahguna narkoba
    1. Keadaan fisik, psikologis dan masalah-masalah sosial yang dihadapi penyalahguna.
    2. Tahap ketergantungan (eksperimen, sosial, instrumental, pembiasaan, kompulsif).
    3. Aset pribadi yang dimiliki (prestasi sekolah yang sudah dicapai, minat pendidikan/pekerjaan, kapasitas intelektual, bakat, sikap dan sifat yang dominan kehidupan emosi, keterampilan komunikasi, kompetensi sosial, kegiatan yang diminati, kemampuan adaptasi mengatasi stress, rasa harga diri, penerimaan diri, keimanan).
    4. Kondisi keluarga penderita (struktur keluarga, kebersamaan/kedekatan antar anggota keluarga, harapan orangtua terhadap penyalahguna, dukungan dan kasih sayang yang diberikan orangtua, kepantasan orangtua untuk dijadikan contoh bagi anak, keimanan keluarga, keterbukaan orangtua untuk mmelakukan perbaikan diri, trauma dalam keluarga, komunikasi dalam keluarga).

  5. Kesembuhan dari ketergantungan narkoba seperti :
    1. Berhenti menggunakan narkoba sama sekali.
    2. Kepribadian menjadi lebih kuat.
    3. Ada perubahan gaya hidup.

  6. Bagaimana tanggapan anda bila remaja purta anda mengemukakan keinginannya untuk mengenakan anting-anting? diskusikan dengan kelompok.

  7. Seseorang remaja putri yang anda kenal cukup baik menceritakan kehamilannya pada anda. Dia cemas untuk mengatakannya pada orangtuanya. Tapi ia telah menceritakan rahasianya pada anda karena ia percaya. Remaja itu putus asa untuk berbicara pada seseorang tentang situasinya. Tuliskan dan diskusikan apa yang dapat anda lakukan.

  8. Apakah anda kurang ideal dikeluarga anda? Tuliskan secara jelas apa yang anda sungguh-sungguh pikirkan. Tidak seorangpun akan melihat catatan anda tanpa izin anda. Ingatlah, penting bagi anda untuk mempunyai pemahaman yang bijaksana mengenai pengalaman anda dikehidupan keluarga.

  9. Apakah yang terjadi dengan kebutuhan anda sendiri?
    1. Yang manakah yang terpenuhi?
    2. Bagaimanakah itu terpenuhi?
    3. Bagaimanakah kebutuhan itu akan terpenuhi?

  10. Bandingkanlah peran orangtua dengan peran seniman.

Ciri-Ciri Pemakai Narkotika


1. F I S I K

- Berat badan turun drastis.

- Mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, dan bibir kehitam-hitaman.

- Tangan penuh dengan bintik-bintik merah, seperti bekas gigitan nyamuk dan ada tanda bekas luka sayatan. Goresan dan perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan.

- Buang air besar dan kecil kurang lancar.

- Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.

2 E M O S I

- Sangat sensitif dan cepat bosan.

- Bila ditegur atau dimarahi, dia malah menunjukkan sikap membangkang.

- Emosinya naik turun dan tidak ragu untuk memukul orang atau berbicara kasar terhadap anggota keluarga atau orang di sekitarnya.

- Nafsu makan tidak menentu.

3. P E R I L A K U

- Malas dan sering melupakan tanggung jawab dan tugas-tugas rutinnya.

- Menunjukkan sikap tidak peduli dan jauh dari keluarga.

- Sering bertemu dengan orang yang tidak dikenal keluarga, pergi tanpa pamit dan pulang lewat tengah malam.

- Suka mencuri uang di rumah, sekolah ataupun tempat pekerjaan dan menggadaikan barang-barang berharga di rumah. Begitupun dengan barang-barang berharga miliknya, banyak yang hilang.

- Selalu kehabisan uang.

- Waktunya di rumah kerapkali dihabiskan di kamar tidur, kloset, gudang, ruang yang gelap, kamar mandi, atau tempat-tempat sepi lainnya.

- Takut air, jika terkena akan terasa sakit, karena itu mereka jadi malas mandi.

- Sering batuk-batuk dan pilek berkepanjangan, biasanya terjadi pada saat gejala “putus zat”.

- Sikapnya cenderung jadi manipulatif dan tiba-tiba tampak manis bila ada maunya, seperti saat membutuhkan uang untuk beli obat.

- Sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan.

- Bicara cedal atau pelo.

- Jalan sempoyongan

- Mengalami jantung berdebar-debar.

- Sering menguap.

- Mengeluarkan air mata berlebihan.

- Mengeluarkan keringat berlebihan.

- Sering mengalami mimpi buruk.

- Mengalami nyeri kepala.

- Mengalami nyeri/ngilu sendi-sendi.

Lagi, Bahaya Bagi Perokok


Punya sohib atau pacar yang ga bisa lepas dari rokok? Ga tahu lagi bagaimana cara menghentikan kebiasaan buruk mereka? Bagaimana jika Anda mulai mengatakan pada mereka bahwa rokok bisa menurunkan kualitas sperma bahkan merusak sperma.



Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan ilmuwan Kanada menyebutkan satu lagi alasan untuk tidak merokok, karena rokok terbukti bisa merusak sperma dan mewariskan kerusakan genetik dari seorang ayah ke anaknya.

Seperti dilansir dari Reuters, Minggu (03/06), studi yang dilakukan pada tikus ini menunjukkan bahwa rokok menyebabkan perubahan DNA pada sel sperma, di mana mutasi seperti itu diketahui bersifat permanen.

""Jika diwariskan, mutasi ini menunjukkan perubahan yang tidak dapat dikembalikan seperti semula dari komposisi genetiknya," jelas Carole Yauk dari Divisi Penanganan Racun dan Kesehatan Lingkungan Kanada, yang memimpin penelitian.

"Sebelumnya telah diketahui bahwa ibu hamil yang merokok bisa mencederai janin yang dikandungnya, dan di sini kami menunjukkan fakta bahwa seorang ayah pun secara potensial bisa merusak calon penerusnya bahkan sebelum bertemu pasangannya," tambah Yauk yang menulis hasil penelitiannya di Jurnal Penelitian Kanker.

Yauk dan rekannya meneliti sel yang memproduksi sperma tikus yang secara kontinyu dipapar dengan asap rokok selama enam atau 12 minggu, dan seluruh mamalia terus melanjutkan memproduksi sperma.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa terjadi mutasi sebanyak 1,7 kali pada sel DNA tikus yang terpapar asap rokok dibandingkan pada tikus yang tidak terpapar asap rokok setelah 12 minggu, dan 1,4 kali mutasi setelah enam minggu.

"Kesimpulan ini menunjukkan bahwa kerusakan tergantung pada lamanya durasi terpapar asap rokok, jadi semakin lama Anda merokok maka akumulasi mutasi akan makin besar dan makin besar potensi dampaknya pada sel sperma Anda," terang Yauk.

Dalam sebuah penelitian lain juga menyebutkan hampir sebagian besar pria yang menjalani program bayi tabung adalah perokok. Lebih dari itu, studi juga mencatat bahwa suami perokok memiliki kemampuan lebih rendah untuk menghamili isterinya daripada suami yang tak merokok.

Nah, bagaimana dengan Anda? Masikah menjadikan rokok salah satu bagian dari gaya hidup Anda, atau sudah mulai berpikir untuk berhenti merokok? Jika Anda sayang kesehatan, ayo berhenti merokok!